Ads 468x60px

Rabu, 10 April 2013

Kota Tanpa Kreativitas, Kota Mati


Marketing Manager PT Lenovo Indonesia Francisca Maya (tengah)
Sebuah kota tanpa masyarakat yang kreatif, sama saja dengan kota yang mati. Dengan kata lain, tanda-tanda kehidupan dalam sebuah kota adalah adanya denyut-denyut kreativitas yang lahir dan berkembang dalam kota tersebut.

Bagaimana kreativitas itu lahir? Biasanya ia dipengaruhi oleh kebudayaan atau kultur yang ada di dalam sebuah komunitas dan kebudayaan, yang bisa universal wujudnya tapi bisa juga unik. Keunikan kebudayaan inilah yang perlu diwartakan keluar, demi memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia.

Salah satu saluran yang bisa dimanfaatkan para insan kreatif muda adalah ajang CO:LAB yang digagas oleh provider teknologi Lenovo dan jaringan televisi hiburan anak muda, MTV. Kolaborasi kedua jagoan ini melahirkan platform online dan televisi bagi yang ingin menampilkan karya terbaiknya.

CO:LAB akan mempertemukan insan kreatif dari empat kategori, yakni musisi/vokalis, disc jockey (DJ), pembuat film atau video klip, dan seniman motion graphic.

Kompetisi ini masih kelanjutan dari kampanye global Lenovo “For Those Who Do”, yakni kampanye yang merangsang anak-anak muda untuk jadi generasi yang tak hidup berpangku tangan. Mereka harus jadi 'generasi bertindak'.

Kompetisi CO:LAB akan berlangsung selama enam bulan secara stimultan di tujuh negara, yaitu Indonesia, India, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Pada tahap awal, partisipan harus mengirimkan karyanya yang bercerita tentang kota mereka masing-masing. Prasyaratnya, karya-karya itu harus dihasilkan lewat optimalisasi teknologi.

Pemenangnya akan ditentukan berdasarkan voting yang dilakukan secara online oleh para pengunjung website CO:LAB, yaitu www.project-colab.com, maupun penilaian oleh mentor. Top 10 dari masing-masing kategori berhak mendapat Lenovo headset. Dari top 10 masing-masing kategori dipilih 1 pemenang lokal untuk masing-masing kategori yang akan mendapat Lenovo IdeaPad Yoga.

Lantas, para pemenang regional akan berkolaborasi dalam sebuah proyek video musik original di MTV dengan tema ”Pulse of the World”. Mereka juga akan mendapatkan masing-masing satu unit Lenovo IdeaPad Yoga, berpartisipasi dalam workshop lima hari di Singapura, dan uang tunai 10 ribu dollar AS untuk masing-masing kategori.

Saat berkolaborasi membuat video musik, para pemenang diasuh oleh MTV dan mentor regional. Tingkat regional ini mentornya adalah kelompok seniman desain kontemporer PHUNK, DJ Brendon Perera, dan DJ Matty Wainwright dari The DJ Dispensary.

Sebagaimana kompetisi sebelumnya yang sudah digelar oleh Lenovo, dalam CO:LAB, para peserta Indonesia akan dipandu oleh mentor-mentor muda berpengalaman, yang sudah diakui karya-karyanya. Mereka adalah Agustina Renny Erlina Fernandez dan Edward Fernandez.

Renny akan menjadi mentor bagi peserta bidang visual, seperti film, video klip, maupun motion grafis. Sedangkan Edward yang lebih dikenal dengan nama Andezzz akan jadi mentor bagi para peserta di bidang audio, yang mencakup musik, disk jockey, seni suara, maupun instrumentalia.

Renny adalah seorang produser dan clipmaker yang sudah memproduksi sejumlah video klip band maupun artis ternama di negeri ini.

Sementara Andezzz adalah sosok musisi muda yang sudah malang melintang di industri selama 10 tahun terakhir. Tak hanya piawai dalam meracik musik yang disebutnya crossover atau perpaduan antara elektronik dan jazz, Andezzz juga menulis lirik.

Andezzz menyarankan para calon peserta untuk memanfaatkan elemen-elemen yang ada di kotanya masing-masing, termasuk di dalamnya adalah kultur metropolitan, sampai suara atau bebunyian, seperti keriuhan lalu lintas atau hiruk pikuknya kehidupan urban yang lain.

Kolaborasi berbagai elemen khas kota masing-masing itu, kata Andezzz, harus jadi kesatuan dalam komposisi dan aransemen yang mewakili musik para peserta. “Jadi sifatnya lebih organik lagi,” ucap lulusan sekolah musik di Malaysia dan Boston, Amerika Serikat ini.

Renny menepis kekuatiran bahwa para peserta akan kesulitan menemukan ciri yang khas dalam karyanya. Menurut dia, ada terlalu banyak hal yang bisa digali dari kehidupan masyarakat perkotaan. “Gali dari kehidupan sosial masyarakat dan gaya hidupnya,” tutur clipmaker yang pernah kuliah jurnalistik ini.

Tipsnya, lanjut Renny, adalah be original. “Maksudnya bikin sesuatu yang enggak terpikirkan oleh orang lain,” ujar dia. “Gunakan elemen di sekitar kalian untuk jadi inspirasi.”

Bila ingin berpartisipasi dalam kompetisi atau ingin melihat hasil karya para peserta dan memberikan vote, atau ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, silakan berkunjung ke www.project-colab.com.

*Fransisca Maya adalah Marketing Communications Manager, PT Lenovo Indonesia

Artikel Terkait


0 comments :

Posting Komentar